Tanggapi Air PDAM yang Keruh, Bupati Pohuwato Siap Lakukan Penertiban PETI di Popayato 

Bebas

Abstrak.id – Bupati Pohuwato, Saipul A. Mbuinga, menggelar rapat khusus untuk membahas kualitas air PDAM yang semakin keruh di wilayah Kecamatan Popayato Timur, di ruang kerja Bupati, Senin (2/12/2024).

Rapat tersebut dihadiri oleh Plt Direktur PDAM Moolango, Novsin Hontong, dan pemerintah Kecamatan Popayato Timur, termasuk Camat Arifin, S.Pd.

Masalah keruhnya air PDAM ini diduga akibat aktivitas Pertambangan Tanpa Izin (PETI) yang berlangsung di wilayah KM 18 dan jalur tambang Desa Padengo, Kecamatan Popayato Barat.

Aktivitas tersebut dikabarkan mencemari daerah aliran sungai (DAS) Popayato, yang berimbas pada intake atau sumur sadap air baku di KM 13, Desa Marisa, Kecamatan Popayato Timur, yang menjadi sumber air bersih untuk masyarakat Kecamatan Popayato Group.

Bupati Saipul mengungkapkan keprihatinannya terkait kondisi ini dan menegaskan pentingnya segera ditemukan solusi.

“Air bersih adalah hak dasar yang harus dinikmati oleh seluruh masyarakat Pohuwato. Saya tidak ingin ada warga yang dirugikan akibat keruhnya air yang disebabkan oleh aktivitas PETI tersebut,” kata Saipul.

Ia juga menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk segera mencari solusi yang efektif.

“Kami akan berupaya menemukan langkah terbaik, baik melalui penguatan regulasi, pendekatan terhadap aktivitas PETI, maupun pengelolaan teknologi pengolahan air. Semua pihak harus bersinergi demi kepentingan masyarakat,” tambah Bupati Saipul.

Dalam rapat tersebut, Bupati Saipul meminta PDAM untuk segera mengambil langkah konkret, seperti penambahan teknologi penyaringan dan koordinasi dengan pihak terkait guna mengatasi dampak dari aktivitas PETI.

Direktur PDAM Tirta Moolango, Novsin Hontong, menjelaskan bahwa keruhnya air ini berdampak langsung pada Instalasi Pengolahan Air (IPA) Torosiaje dan IPA Popayato, yang menjadi sumber utama pasokan air bersih bagi masyarakat setempat.

Novsin menambahkan bahwa masalah ini semakin parah, terutama saat musim hujan. Ia pun berharap ada perhatian bersama dari pemerintah dan masyarakat untuk menjaga kejernihan air.

“Kami bisa mengatasi keruhnya air, tetapi jika masalah ini dibiarkan terlalu lama, itu bisa membahayakan. Kami juga berharap pemerintah daerah dapat turun langsung meninjau kondisi ini,” imbuhnya. (Ramlan/Abstrak).

Bebas Bebas Bebas