Abstrak.id – Menjelang pendaftaran Calon Kepala Daerah (Cakada) di Pohuwato, suasana politik di Partai Gerindra Pohuwato tampaknya mulai bergejolak.
Kabar terbaru menunjukkan bahwa struktur internal partai yang dipimpin oleh Saipul A. Mbuinga ini mengalami perubahan signifikan. Ketegangan yang muncul bisa berdampak pada proses pemenangan pasangan calon Saipul A. Mbuinga-Iwan S. Adam (SIAP) dalam Pilkada mendatang.
Keluarnya Erman Tangahu, salah satu kader kunci dari Partai Gerindra, telah memicu kekhawatiran di kubu SIAP. Erman, yang sebelumnya mendukung pasangan Saipul A.Mbuinga, kini beralih mendukung dan bergabung dengan tim sukses pasangan Suharsi Igirisa-Ibrahim T. Sore (SAHIB).
Kepergiannya mungkin tidak berimbas langsung pada struktur partai, namun kemampuannya untuk mempengaruhi loyalis Gerindra yang mendukung Saipul-Iwan cukup signifikan.
Spekulasi pun muncul mengenai soliditas dukungan Gerindra terhadap pasangan SIAP. Keluarnya Erman Tangahu tidak hanya mengguncang stabilitas internal, tetapi juga menimbulkan pertanyaan apakah ada ketidakpuasan mendalam yang menyebabkan sejumlah kader lainnya mempertimbangkan untuk keluar dari partai.
Apakah ketidakcocokan dukungan dalam Pilkada menjadi pemicu utama, atau adakah ketidakselarasan antara kader dengan pimpinan partai?
Selain isu kader yang hengkang, kabar beredar mengenai rencana reshuffle dalam struktur DPC Partai Gerindra Pohuwato. Jabatan Bendahara yang saat ini dipegang oleh Yuliyani Rumampuk, seorang anggota DPRD terpilih, dikabarkan akan digantikan.
Kandidat kuat untuk posisi tersebut adalah Noviantry Abdjul dan Arfan Dalanggo, sementara Yuliyani diperkirakan akan dialihkan ke posisi Pimpinan Anak Cabang (PAC) di Kecamatan Popayato Timur.
Proses reshuffle ini telah selesai dibahas dan hanya menunggu keputusan resmi dari Ketua DPC Gerindra Pohuwato, Saipul A. Mbuinga.
Jika reshuffle benar-benar terjadi, hal ini dapat membenarkan asumsi bahwa Gerindra belum sepenuhnya efektif dalam memberdayakan potensi internal partai.
Posisi Yuliyani sebagai Bendahara memiliki dampak besar dalam penguatan struktur partai dari segi gender dan representasi wilayah Barat Pohuwato.
Perubahan posisi ini bisa berdampak pada dukungan suara di dapil 3, di mana Yuliyani memiliki basis konstituen yang signifikan. Jika ia tetap menjabat sebagai Bendahara, dukungan dari wilayah dapilnya untuk pasangan SIAP bisa lebih solid.
Sebaliknya, jika posisi ini diambil alih oleh kandidat baru, terutama Noviantry Abdjul atau Arfan Dalanggo, maka dukungan konstituen mungkin menjadi tidak pasti.
Noviantry Abdjul, seorang srikandi muda Gerindra asal Kecamatan Lemito, adalah kandidat yang berpotensi menggantikan Yuliyani. Meskipun kalah dalam Pemilu sebelumnya, Noviantry saat ini aktif dalam Tim Kerja Bupati di pemerintahan Saipul-Suharsi.
Arfan Dalanggo, kader lain yang juga memiliki jabatan sebagai Wakil Ketua Partai, adalah kandidat potensial lain yang saat ini juga berada di Tim Kerja Bupati.
Bagaimana nasib posisi Bendahara DPC Partai Gerindra Pohuwato? Apakah jabatan ini akan menjadi ajang rebutan di antara kader-kader loyalis Gerindra? Kita tunggu perkembangan selanjutnya dan keputusan resmi dari pimpinan partai.
Keputusan ini akan menjadi penentu penting dalam dinamika politik Gerindra di Pohuwato dan bisa jadi faktor kunci dalam strategi pemenangan Pilkada Pohuwato mendatang. (Ramlan/Abstrak).