Abstrak.id – Sonni Samoe, seorang warga Marisa, mengungkapkan keluhan serius mengenai masalah mesin ATM Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Kabupaten Pohuwato.
Menurut Sonni, hampir setiap akhir pekan, khususnya pada Jumat, Sabtu, Minggu, dan Senin, mesin-mesin ATM di beberapa lokasi, termasuk di Paguat, Marisa, dan Buntulia, sering mengalami gangguan dan tidak dapat dioperasikan.
Sonni mempertanyakan apakah ada skenario tertentu yang diterapkan BRI untuk menahan uang agar tidak terlalu banyak yang ditarik. Ia meminta klarifikasi dari pihak bank mengenai hal ini, karena sebagai nasabah, ia merasa dirugikan.
Masalah ini menjadi semakin jelas ketika Sonni mengamati bahwa ATM yang terletak di dekat Arwana sering kali menampilkan pengumuman yang menyebutkan bahwa mesin tersebut sedang dalam proses upgrade sistem operasional.
Ia mencurigai bahwa pengumuman tersebut sering digunakan sebagai alasan ketika mesin-mesin ATM tidak berfungsi.
Menurut Samoe, keluhan ini bukan hanya masalah teknis tetapi juga berdampak pada perekonomian lokal. Ketika ATM kosong atau bermasalah, nasabah seperti dirinya terpaksa menunda transaksi penting.
Misalnya, saat Samoe perlu membeli bensin di Paguat, ia tidak dapat menggunakan kartu ATM dan harus mengandalkan Brimo, aplikasi mobile banking BRI.
Namun, karena pembelian bensin di SPBU hanya bisa dilakukan dengan uang tunai atau kartu ATM, Samoe harus menunda pembelian dan akhirnya membeli bensin di depot dengan harga lebih tinggi. Akibatnya, ia mengalami kerugian sebesar Rp20.000 dari selisih harga bensin.
Sonni mengungkapkan bahwa ketidakmampuan ATM untuk berfungsi dengan baik tidak hanya merugikan secara finansial tetapi juga menghambat kegiatan bisnis dan aktivitas sehari-hari.
Ia mendesak BRI untuk segera membenahi manajemen dan strategi operasional mereka. Ia menekankan bahwa bank seharusnya berfungsi secara efektif dalam menyalurkan dan menyimpan uang untuk mendukung stabilitas ekonomi, bukan sebaliknya.
“Saya curiga bahwa BRI hanya berusaha menahan uang tunai dari nasabah untuk menunjukkan saldo yang tinggi di ATM, tanpa memperhatikan kepentingan pelanggan,” ujar Sonni.
Ia berharap BRI dapat segera merespons keluhan ini dengan langkah perbaikan yang nyata, agar kejadian serupa tidak terus berulang dan nasabah tidak terus-menerus dirugikan.
“Saya yakin banyak warga Pohuwato yang dirugikan dengan masalah ini. Olehnya saya berharap perbaiki layanan operasional bank agar lebih profesional dan bisa memenuhi harapan nasabah,” imbuhnya.
Hingga berita ini dilansir, pihak BRI Cabang Marisa, Pohuwato akan segera dikonfirmasi Abstrak.id. (Ramlan/Abstrak).