Bebas

Hari Sumpah Pemuda, KEMANUSA Makassar Gelar Seminar Kebangsaan Angkat Filsafat Bahasa dan Akar Kebudayaan Nusantara

Abstrak.id – Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, Dewan Pengurus Cabang (DPC) Kejayaan Mahasiswa Nusantara (KEMANUSA) Makassar menggelar Seminar Kebangsaan bertema “Dari Kata ke Makna: Filsafat Bahasa dan Akar Kebudayaan Nusantara.”

Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Sipakainge, Gedung Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan dan Barat, pada Selasa (28/10/25), dan diikuti oleh 40 peserta dari berbagai perguruan tinggi di Kota Makassar.

BebasBebas

Seminar menghadirkan dua narasumber, yakni Ketua Tim Pembinaan Bahasa dan Sastra Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan, Suryanto, S.S., M.M., dan Direktur Sekolah Bahasa Bolasugi, Nurlalela Jum, S.Pd., M.Pd.

Suryanto membawakan subtema “Peran Bahasa sebagai Narasi dari Identitas Lokal Menuju Global,” sedangkan Nurlalela mengupas “Bahasa sebagai Pilar Pancasila dalam Membangun Spirit Nasionalisme.”

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Ketua DPC KEMANUSA Makassar Gugun Puto Bello. Dalam sambutannya, menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi, khususnya Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan dan Barat, atas dukungan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.

“Kegiatan ini menjadi langkah nyata bagi KEMANUSA Makassar dalam menginternalisasi nilai kebangsaan melalui pendekatan filsafat bahasa. Kami berharap, kerja sama dengan Balai Bahasa dapat terus konsisten agar semangat nasionalisme dan kebudayaan Nusantara tetap hidup di tengah arus globalisasi,” ujarnya.

Ia juga berharap agar melalui seminar ini, para peserta tidak hanya memperoleh pengetahuan teoritis, tetapi juga menumbuhkan kesadaran baru tentang pentingnya bahasa sebagai identitas, kebanggaan, dan pilar utama dalam menjaga keutuhan bangsa.

Sementara itu, perwakilan Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan dan Barat, Suryanto, S.S., M.M., menyampaikan apresiasi tinggi atas inisiatif DPC KEMANUSA Makassar yang telah menghadirkan ruang dialog yang edukatif dan bermakna bagi mahasiswa.

“Kami sangat mengapresiasi kegiatan seperti ini karena mampu menghadirkan ruang dialog yang kritis dan bermakna bagi mahasiswa dan generasi muda untuk memahami peran bahasa dalam membentuk kebudayaan dan kebangsaan. Harapannya, kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut agar semangat literasi dan nasionalisme semakin mengakar di kalangan akademisi dan masyarakat luas,” tuturnya.