Abstrak.id – Tonggeyamo penetapan 10 Zulhijah 1445 Hijriah berlangsung di rumah jabatan bupati yang dihadiri Wakil Bupati Pohuwato, Suharsi Igirisa, Sekda Iskandar Datau, Forkopimda Pohuwato, Ketua TP.PKK Pohuwato, Selvi Mbuinga Monoarfa, Ketua DWP Pohuwato, Suriyati Datau R. Abdjul, para asisten, pimpinan OPD, unsur Kemenag Pohuwato serta pemangku adat, Minggu (16/06/2024).
Pada sidang Adat Tonggeyamo itu ditetapkan pula pelaksana atau petugas salat Idul Adha 1445 Hijriah yakni Khatib, Ust. H. Saiful Ali Sabu, Imam, Asram Husuna, Bilal Salat, Sarada’ Duhiadaa, Abdul Rahman Kaani, dan Bilal Khutbah, Sarada’ Taluduyunu, Idris Dama.
Kemudian dilanjutkan penyerahan naskah khutbah oleh Wakil Bupati, Suharsi Igirisa, kepada Kadhi Pohuwato, Saiful Ali Sabu, yang juga selaku Khatib pada Salat Idul Adha di Masjid Agung Baiturrahim Pohuwato.
Wabup Suharsi Igirisa mengatakan, berdasarkan sidang isbat Kementerian Agama Republik Indonesia, menetapkan secara resmi bahwa tanggal 1 Zulhijah 1445 H jatuh pada tanggal 8 Juni 2024.
Dengan ditetapkannya awal Zulhijah ini, maka Pemerintah menetapkan Hari Raya Idul Adha jatuh pada Senin, 17 Juni 2024.
Lanjut Wabup, Hari Raya Idul Adha identik dengan dua peristiwa besar dan istimewa yakni ibadah haji dan ibadah berkurban.
Dua peristiwa ini dilatarbelakangi oleh simbolisasi dari ukuran tingkat ketakwaan dan pengorbanan Nabi Ibrahim AS bersama putranya tercinta Nabi Ismail AS.
“Ibadah haji di dua kota suci Makkah dan Madinah adalah puncak perjalanan spritual seorang muslim dalam menyempurnakan rukun islam ke lima yang di dalamnya mengajarkan kesabaran, perjuangan hidup serta ketakwaan kepada Sang Maha Pencipta,” jelas Suharsi.
Prosesi haji ini merupakan napak tilas dari perjuangan Nabi Ibrahim AS dalam mencari Allah Sang Pencipta, karena pada zaman beliau hidup masyarakat di Makkah dan sekitarnya percaya terhadap patung-patung sebagai Tuhan. Selanjutnya tradisi haji ini terus berlanjut menjadi ibadah penyempurna rukun islam oleh Nabi Muhammad SAW, dalam meneruskan risalah Nabi Ibrahim, hingga sampai kepada kita umatnya.
Sedangkan ibadah kurban merupakan simbolisasi ketaatan dan ketaqwaan Nabi Ibrahim atas perintah yang sangat berat dari Allah SWT, yakni perintah menyembelih anak tunggalnya.
Sehingga ibadah haji dan ibadah kurban maknanya bagi kita kaum muslimin adalah merupakan sebuah simbolisasi dari nilai-nilai ketakwaan dan kepedulian untuk saling berbagi nikmat dan karunia dari Allah kepada sesama umat manusia lainnya.
“Marilah momentum Idul Adha ini kita jadikan sarana untuk menyambung tali silaturrahmi yang mungkin terputus, melatih kepekaan dan empati kepada sesama, serta menebarkan kasih sayang dan mensucikan kembali hati kita,” katanya.
Selaku Pemerintah daerah, Wabup Suharsi Igirisa mengajak seluruh umat Islam untuk merayakan Idul Adha dengan damai, lancar, dan secara serentak di wilayah Kabupaten Pohuwato pada Senin 17 Juni 2024.
“Kami juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh dermawan yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk menyembelih hewan kurban, baik secara perorangan maupun secara kelompok di masing-masing masjid di wilayah Kabupaten Pohuwato,” imbuhnya.
Demikian pula kata Suharsi, ucapan yang sama kepada bapak Dr.Rachmat Gobel, selaku pribadi dan sebagai Wakil Ketua DPR RI yang telah menyumbangkan hewan kurban di Masjid Agung Kabupaten Pohuwato.
“Saya atas nama pribadi, keluarga, dan Pemerintah Kabupaten Pohuwato mengucapkan selamat merayakan Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah, mohon maaf lahir dan batin,” pungkasnya. (Ramlan/Abstrak).